Bisakah manusia digantikan dengan robot? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak pembahasan ini hingga usai. Tentu pertanyaan demikian sering diajukan oleh banyak orang, terutama di zaman sekarang yang perkembangan teknologi begitu canggih. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat beragam robot pembantu pekerjaan manusia juga semakin canggih, inilah yang membuat banyak orang khawatir.
Telah menjadi rahasia umum bahwa saat ini mesin seperti robot sudah mulai banyak digunakan dalam mengisi pekerjaan manusia, hal tersebut dikarenakan robot dianggap lebih efisien dan efektif. Pada era revolusi industri 4.0 penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan hal lumrah dan telah banyak perusahaan yang menerapkannya.
Mari kita flashback saat pandemi Covid-19, saat itu pekerjaan manusia terbilang sangat terbatas, bahkan untuk kegiatan sehari-hari saja sangat dibatasi. Keadaan tersebut menjadikan mesin dan AI memberikan daya tarik tersendiri bagi perusahaan tertentu.
Banyak perusahaan memilih Artificial Intelligence (AI) karena memiliki kecerdasan setara dengan manusia, atau bahkan melampaui manusia. Robot humanoid merupakan robot yang menyerupai manusia dan semakin banyak digunakan oleh perusahaan di dunia. Banyak mesin yang telah menerapkan teknologi AI sehingga mesin tersebut bisa berevolusi dan terus belajar.
Mayoritas mesin yang banyak digunakan adalah di sektor jasa, sebagai contoh di Indonesia yang kini menerapkan penggunaan e-money atau uang elektronik dan gardu otomatis tol. Statista melakukan sebuah survei dan hasilnya ada 10 negara yang memiliki pekerja robot paling banyak, 4 di antara negara tersebut berada di benua Asia yaitu Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan China.
Manusia Digantikan dengan Robot? Ketahui Pengertiannya
Berdasarkan data yang kami dapatkan, diketahui pada tahun 2025 saja ada lebih banyak robot yang diterapkan oleh perusahaan otomotif. Sedangkan penggunaan AI penerapannya akan lebih banyak di bidang jasa keuangan dan komunikasi digital. Di tahun tersebut ada sekitar 85 juta pekerjaan manusia yang diperkirakan hilang dan digantikan oleh robot atau mesin, ini sudah cukup menjawab pertanyaan “bisakah manusia digantikan dengan robot?”
Hal tersebut sejalan dengan survei yang dilakukan pada 2018 lalu, di mana jumlah permintaan terkait dengan mesin spesialis pembelajaran AI, pengembang software, dan insinyur robot mengalami peningkatan. Sedangkan beberapa bidang pekerjaan peminatnya menurun, seperti pekerja pabrik, akuntan, customer service, dan analis keuangan.
Tentu tidak bisa kita pungkiri bahwa robot sendiri sudah banyak sekali membantu manusia. Contohnya ada Raisa yang merupakan suatu robot dan ditugaskan untuk melayani pasien Covid-19. Raisa sendiri sebagai robot mampu menjalani tugasnya dengan baik, terutama ketika ia melayani pasien yang ada di ruang isolasi dan mengurangi kontak langsung dengan tenaga medis.
Tapi yang perlu digaris bawahi adalah kehadiran Raisa sebagai robot bukan untuk menggantikan peran perawat. Karena robot sendiri tetap tidak bisa menggantikan beberapa tugas, di mana pasien tetap perlu interaksi dengan tenaga medis.
Robot Tidak Bisa Menggantikan Beberapa Peran
Manusia digantikan dengan robot memang terjadi di beberapa pekerjaan. Tapi di tahun 2019 lalu, ada human skill, kreativitas manusia, empati, dan kemampuan analisis kompleks memang tidak mudah digantikan oleh robot atau mesin. Karena hal tersebut pendidikan perlu memperhatikan dengan baik Emotional Intelligence (EI) sehingga relevan dengan tahun-tahun ke depan.
Pada dasarnya robot diciptakan bukannya 100% manusia digantikan dengan robot atau menggantikan peran manusia sepenuhnya. Namun robot diciptakan untuk membantu manusia. Tahun 2025 nanti diprediksi ada 95 juta pekerjaan baru yang disesuaikan untuk manusia dan robot / mesin bekerja secara berdampingan.
Artificial Intelligence (AI) Mengganti Peran Manusia di Suatu Bidang
Pada beberapa tahun terakhir ini kecerdasan buatan atau AI begitu banyak digunakan pada bidang hosting dan penyiaran, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri untuk media luar negeri atau dalam negeri. Teknologi AI masih terus diperbarui secara berkala sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan meringankan pekerjaan manusia.
Ada begitu banyak produk yang dihasilkan dari AI. Di mana AI sendiri merupakan suatu bagian dari ilmu komputer yang mana suatu mesin bisa melakukan pekerjaan seperti manusia. Produk AI ada begitu banyak saat ini, beberapa di antaranya seperti ChatGPT dan Google Assistant. Ada juga platform online yang sering digunakan sehari-harinya, seperti online shop, M-banking, platform transportasi online, dan sebagainya.
Seperti yang telah kami jelaskan di atas bahwa ada beberapa bidang pekerjaan yang mulai tergantikan oleh AI. Seperti presenter AI yang ada di salah satu berita, penerapan AI pertama ini ada di bidang penyiaran berita di Tanah Air.
Sebenarnya menjadi hal yang umum bahwa penyiar mempunyai faktor kekeliruan seperti ada bahan bacaan terlewat, salah baca, kondisi mental yang tidak stabil saat siaran berlangsung, atau tidak tepat waktu dalam menyiarkan berita. Berbeda dengan berita yang menggunakan AI, berita yang disiarkan dianggap lebih stabil, mengurangi kekeliruan, dan lebih tepat waktu.
Kehadiran AI anchor bisa menyiarkan berita kapan saja dan di mana saja sesuai keinginan perusahaan. Berita yang mendadak pun bisa dirilis dalam waktu singkat secara cepat dan akurat pastinya. Untuk presenter AI memerlukan keterampilan yang baik layaknya manusia sungguhan, seperti gerakan bibir ketika berbicara, gerakan tangan, dan gerakan kepala.
Pekerjaan Tetap Aman
Meski ada beberapa bidang pekerjaan manusia digantikan dengan robot, namun tetap ada beberapa pekerjaan yang aman. Diperkirakan ada sekitar 97 juta pekerjaan baru yang muncul karena perubahan tersebut. Elon Musk yang turut berbicara mengenai AI, dia juga mengatakan bahwa beberapa pekerjaan tetap aman di tengah gempuran robot dan AI.